Badung 18/5 (Smartdesa) - Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali memanfaatkan dana desa tahun 2018 untuk membangun sebuah lapangan sepakbola. Namun siapa sangka, sarana olahraga yang dibangun di kawasan objek wisata Gunung Payung tersebut kini menjadi lirikan dunia.
"Kita awalnya hanya membangun lapangan bola biasa. Tapi ternyata banyak yang melirik. Even internasional pun melirik. Sehingga desa ini nantinya akan dijadikan Kampung Bola Internasional," ujar Sekretaris Desa Kutuh, Inyoman Camang di Desa Kutuh, Jumat (17/5).
Ia mengatakan, lapangan sepak bola tersebut akan digunakan untuk even Badung International Football Championship (Badung-IFC). Pertandingan melibatkan 100 tim dan 2.500 pemain/official dari 13 negara yakni Indonesia, Jepang, Korea, Australia, China, Uzbekistan, Phillipine, Thailand, Malaysia, Singapore, Vietnam, Bangladesh, dan Senegal.
Badung-IFC akan digelar dengan kategori putri U21 pada 17-25 Agustus 2019; kategori putra U15 tanggal 19-27 Oktober 2019; kategori putra U13 pada 25 Oktober - 1 November 2019. Yang mana saat puncak pertandingan akan digelar Festival U12 dan U10 tanggal 26 November - 1 Desember.
"Harapannya even internasional ini bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Nanti masyarakat banyak yang jualan," ujarnya.
Kampung Bola Internasional sendiri merupakan program pembinaan dan pelatihan sepakbola bertaraf internasional. Selain itu, kampung bola juga bertujuan dijadikan sebagai objek wisata berbasis olahraga (sport tourism) yang dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara.
"Kita buat lapangan ini menjadi lebih baik lagi. Dilengkapi tribun, toilet, ruang ganti, dan sebagainya. Kita buat ikon-ikon bola juga untuk menarik minat wisatawan," ungkapnya.
Lapangan sepakbola yang dibangun tepat di sebelah wisata paralayang yang juga dikembangkan oleh Desa Kutuh tersebut, dibangun dengan menggunakan dana desa tahun 2018 sebesar Rp784 juta. Untuk pengembangannya, Desa Kutuh menyiapkan anggaran Rp5 Miliar yang dikelola oleh desa adat.
"Lapangan bola anggarannya Rp784 juta lebih. Waktu itu total dana desa yang kita peroleh Rp800 jutaan," ungkapnya.(*/atm)